Semakin lama saya merenungkan hal ini, semakin saya geli dengan orang-orang saat ini. Banyak orang ingin meniru orang lain mulai dari penampilan, gaya, nama, hingga pemikirannya. Kadang pula ada yang berani "membuang" banyak uang untuk itu. Kepuasannya akan tercapai bila ia mampu semirip mungkin dengan tokoh idolanya. Lucu tapi juga kasihan...
Saya lebih tertarik dengan orang yang membebaskan dirinya dari kecenderungan meniru. Bagi saya, sikap meniru bukanlah hal yang luar biasa. Bahkan, bagi saya, sebuah pertunjukkan seni yang "mencontek" tidak ada nilai seninya. Sebuah penampilan akan terasa hambar jika kita sudah tahu apa yang akan terjadi. Tidak ada nilainya.
Sebuah karya yang luar biasa adalah karya yang orisinil. Sebagai contohnya, banyak orang yang tertarik dengan Funky Papua dan Hudson dalam setiap pertunjukkan di IMB (Indonesia Mencari Bakat). Bahkan ada yang selalu menunggu setiap penampilannya. Ide yang disampaikan kedua peserta itu sungguh luar biasa. Konsep yang ditampilkan "asli" dari pemikiran dan gaya mereka sendiri. Perbedaan itu membuat mereka tidak pernah berada di daerah tereliminasi. Sungguh Unik...
Manusia adalah ciptaan Tuhan yang sangat unik. Tak ada 2 manusia di bumi ini yang sama persis. Lalu mengapa kita merendahkan diri dengan meniru orang lain? Mencontek karya orang lain? Atau ingin menyamai gaya orang lain? Ber.r.r.r.r...
Orang-orang perlu belajar dari orang lain, namun seyogyanya dia tidak memaksakan dirinya untuk mencontek, menjiplak, atau meniru hasil usaha atau kepribadian orang lain. Kita juga perlu belajar dari masa kecil kita, yang tidak ingin disamakan dengan orang lain. Bangga akan diri sendiri dan matang dalam kedewasaan. Belajarlah caranya, kemudian berinovasilah. Tak perlu takut akan kesalahan. Itu juga bagian dari menghargai diri sendiri.
Sukses ya,
Regards,
Petrus
Sukses ya,
Regards,
Petrus