Selasa, 27 Juli 2010

I am Different

Ada seorang anak yang mengatakan, "Aku tuh beda ama kamu". Itulah pendapat seorang anak yang tidak ingin disamakan dengan anak yang lain. Hal ini cukup menarik bagi saya, karena memang pada dasarnya setiap orang  sungguh berbeda dengan manusia lainnya. Tidak ada yang benar-benar sama di dunia ini, bahkan untuk sepasang bayi kembar sekalipun. Mereka mempunyai pemikiran sendiri-sendiri.




Semakin lama saya merenungkan hal ini, semakin saya geli dengan orang-orang saat ini. Banyak orang ingin meniru orang lain mulai dari penampilan, gaya, nama, hingga pemikirannya. Kadang pula ada yang berani "membuang" banyak uang untuk itu. Kepuasannya akan tercapai bila ia mampu semirip mungkin dengan tokoh idolanya. Lucu tapi juga kasihan...

Saya lebih tertarik dengan orang yang membebaskan dirinya dari kecenderungan meniru. Bagi saya, sikap meniru bukanlah hal yang luar biasa. Bahkan, bagi saya, sebuah pertunjukkan seni yang "mencontek" tidak ada nilai seninya. Sebuah penampilan akan terasa hambar jika kita sudah tahu apa yang akan terjadi. Tidak ada nilainya.

Sebuah karya yang luar biasa adalah karya yang orisinil. Sebagai contohnya, banyak orang yang tertarik dengan Funky Papua dan Hudson dalam setiap pertunjukkan di IMB (Indonesia Mencari Bakat). Bahkan ada yang  selalu menunggu setiap penampilannya. Ide yang disampaikan kedua peserta itu sungguh luar biasa. Konsep yang ditampilkan "asli" dari pemikiran dan gaya mereka sendiri. Perbedaan itu membuat mereka tidak pernah berada di daerah tereliminasi. Sungguh Unik...

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang sangat unik. Tak ada 2 manusia di bumi ini yang sama persis. Lalu mengapa kita merendahkan diri dengan meniru orang lain? Mencontek karya orang lain? Atau ingin menyamai gaya orang lain? Ber.r.r.r.r...

Orang-orang perlu belajar dari orang lain, namun seyogyanya dia tidak memaksakan dirinya untuk mencontek, menjiplak, atau meniru hasil usaha atau kepribadian orang lain. Kita juga perlu belajar dari masa kecil kita, yang tidak ingin disamakan dengan orang lain. Bangga akan diri sendiri dan matang dalam kedewasaan. Belajarlah caranya, kemudian berinovasilah. Tak perlu takut akan kesalahan. Itu juga bagian dari menghargai diri sendiri.


Sukses ya,
Regards,
Petrus

Jumat, 23 Juli 2010

Penantian berujung manis

Udah lama ya, ga nulis blog...
Sebenarnya aku bingung mau berbuat apa, karena ga ada hal penting untuk dilakukan, jadi aku pilih untuk nulis blog ini. ^.^
hehe... Bingung apa males ya???

Akhir-akhir ini, aku merasa senang, sekaligus gugup.
 Nah loh, kok bisa?

Ada hal yang membuatku bingah. Pengumuman yang ditunggu-tunggu akhirnya keluar juga. Aku diterima menjadi mahasiswa pascasarjana di UGM. Walaupun bagi orang lain, ini hal yang biasa, tapi bagiku ini cukup mendebarkan. Soalnya pada semester ini ada tes masuk untuk calon mahasiswa S2 UGM, padahal sebelumnya tidak diadakan ujian. Kalo materi untuk Potensi Akademik, aku sih pasti bisa... (hehehe...sombong dikit ah). Tapi kalo disuruh tes TOEFL, aku ketar-ketir. Lah, namanya TUPel (Plesetan TOEFL) aja baru denger beberapa bulan sebelum mendaftar. Lagian waktu SMA nilai inggrisku acak adut.Yah, begitulah, namun akhirnya aku diterima... Alhamdullilah.

Penantianku berujung manis, padahal sempat aku berpikir untuk bekerja di sebuah perusahaan, karena ga pede akan hasil ujian masuk pascasarjana itu. Bahkan, ada beberapa tempat yang akan menerimaku. Sempat ingin kuterima tawaran yang menggiurkan itu, tapi akhirnya aku berpikir kembali. Orang-orang yang dekat denganku mengingatkanku kembali akan jalanku... Alasan aku untuk mendaftar ke UGM. Salah satu langkah mendekati impianku.

Hal lain yang membuatku sempat dag dig dug adalah cerita mengenai suasana di kampus. Ada yang merasa tertekan, tidak nyaman, bahkan keluar. Duh.. bikin pikiran jadi ga tenang. ber.r.r.r.r.r....




Sampai saat ini, aku merasa bersyukur kepada Tuhan, dan atas semua dukungan dari orang-orang yang dekat denganku. Karena merekalah aku jadi ga kehilangan arah,  ga mudah menyerah, dan terus nekat walau rumput tetangga sesaat tampak menggiurkan. Oh ya, satu hal lagi yang ingin kutegaskan. Banyak orang yang sukses menjalani tekanan yang sangat berat, namun mereka mampu bersinar terang di tengah himpitan. Aku pun pasti bisa. Kalo mereka bisa melakukan itu semua, kenapa aku tidak? Tak ada yan salah selama pantang meyerah.

Itulah ceritaku hari ini, 
Shalom,
Petrus