Rabu, 08 September 2010

Berandai menjadi Nobita

Aku ingin begini, aku ingin begitu.. itu ini.. ini .itu…. banyak sekali…
Lagu itu ga asing buat kita, terutama untuk para penggemar film doraemon..


Sama seperti lagunya, ceritanya menggambarkan seorang anak bernama Nobita yang mempunyai banyak angan-angan. Selain Nobita, ada sebuah robot dari masa depan yang bernama Doraemon. Doraemon digambarkan sebagai teman Nobita yang senantiasa menemani dan membantunya. Ada juga teman-teman lain, seperti Shizuka, Giant, dan Suneo. Di dalam  film kartun ini, digambarkan bahwa Nobita mempunyai banyak sekali keinginan yang kadang tidak masuk akal, namun dengan kantung ajaib Doraemon dia bisa memenuhi keinginannya.


“Sayangnya, di dunia ini ga ada Doraemon beneran… Coba kalo ada, ga perlu susah payah bekerja keras untuk mendapatkan keinginan kita. “ Hehehe…Kalo mikir yang kayak itu tadi,,, berarti sebagian dari diri kita adalah Nobita yang mencari kemudahan dengan cara yang instan. Ga sadar diri kita sering kali mengharapkan cara yang gampang untuk mendapatkan sesuatu. Bila mungkin, ga perlu usaha, sudah bisa mendapatkan yang kita mau.

Nah , kalo udah terjebak dalam hal yang instan, semua peluang yang ada akan lewat dari kita. Ada yang bilang bahwa setiap  orang selalu dihampiri peluang dalam jumlah yang sama, tapi yang membedakan adalah kejelian orang menangkap peluang itu. Dan mana mungkin kita bisa tahu itu, bahwa di depan kita ada peluang bila kita ga pernah mencoba berusaha. Seperti anak itik yang tidak berani berenang (padahal pada dasarnya setiap itik bisa berenang). Mau kayak gitu?

Setiap orang pada dasarnya adalah pejuang dan dibekali kesuksesan yang sama dari lahir. Namun, di dalam perkembangannya, ada yangmemanfaatkan peluang dengan baik, ada pula yang tidak. Ada yang berusaha dengan penuh inisiatif, ada yang hanya mengharapkan hasilnya saja. Padahal, untuk mencapai tujuan atau keinginan, kita harus fokus dan ulet berusaha.  Selain itu, perlu adanya komitmen, dedikasi dan tanggung jawab atas setiap tindakan yang sudah kita lakukan. Kenapa? Karena tanpa adanya komitmen dengan mudah kita akan menyerah dan berpaling pada cara yang nyaman dan sesaat.

Passion atau dedikasi yang kuat akan lebih membantu kita untuk fokus pada tujuan. Setiap kegagalan akan menggoreskan pengalaman yang berharga bila dilandasi passion. Dan setiap pengalaman itulah mendekatkan kita pada tujuan yang kita harapkan.
Lalu, masih berpikir untuk menjadi NOBITA di dunia nyata? Sadar yuk..

Selasa, 27 Juli 2010

I am Different

Ada seorang anak yang mengatakan, "Aku tuh beda ama kamu". Itulah pendapat seorang anak yang tidak ingin disamakan dengan anak yang lain. Hal ini cukup menarik bagi saya, karena memang pada dasarnya setiap orang  sungguh berbeda dengan manusia lainnya. Tidak ada yang benar-benar sama di dunia ini, bahkan untuk sepasang bayi kembar sekalipun. Mereka mempunyai pemikiran sendiri-sendiri.




Semakin lama saya merenungkan hal ini, semakin saya geli dengan orang-orang saat ini. Banyak orang ingin meniru orang lain mulai dari penampilan, gaya, nama, hingga pemikirannya. Kadang pula ada yang berani "membuang" banyak uang untuk itu. Kepuasannya akan tercapai bila ia mampu semirip mungkin dengan tokoh idolanya. Lucu tapi juga kasihan...

Saya lebih tertarik dengan orang yang membebaskan dirinya dari kecenderungan meniru. Bagi saya, sikap meniru bukanlah hal yang luar biasa. Bahkan, bagi saya, sebuah pertunjukkan seni yang "mencontek" tidak ada nilai seninya. Sebuah penampilan akan terasa hambar jika kita sudah tahu apa yang akan terjadi. Tidak ada nilainya.

Sebuah karya yang luar biasa adalah karya yang orisinil. Sebagai contohnya, banyak orang yang tertarik dengan Funky Papua dan Hudson dalam setiap pertunjukkan di IMB (Indonesia Mencari Bakat). Bahkan ada yang  selalu menunggu setiap penampilannya. Ide yang disampaikan kedua peserta itu sungguh luar biasa. Konsep yang ditampilkan "asli" dari pemikiran dan gaya mereka sendiri. Perbedaan itu membuat mereka tidak pernah berada di daerah tereliminasi. Sungguh Unik...

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang sangat unik. Tak ada 2 manusia di bumi ini yang sama persis. Lalu mengapa kita merendahkan diri dengan meniru orang lain? Mencontek karya orang lain? Atau ingin menyamai gaya orang lain? Ber.r.r.r.r...

Orang-orang perlu belajar dari orang lain, namun seyogyanya dia tidak memaksakan dirinya untuk mencontek, menjiplak, atau meniru hasil usaha atau kepribadian orang lain. Kita juga perlu belajar dari masa kecil kita, yang tidak ingin disamakan dengan orang lain. Bangga akan diri sendiri dan matang dalam kedewasaan. Belajarlah caranya, kemudian berinovasilah. Tak perlu takut akan kesalahan. Itu juga bagian dari menghargai diri sendiri.


Sukses ya,
Regards,
Petrus

Jumat, 23 Juli 2010

Penantian berujung manis

Udah lama ya, ga nulis blog...
Sebenarnya aku bingung mau berbuat apa, karena ga ada hal penting untuk dilakukan, jadi aku pilih untuk nulis blog ini. ^.^
hehe... Bingung apa males ya???

Akhir-akhir ini, aku merasa senang, sekaligus gugup.
 Nah loh, kok bisa?

Ada hal yang membuatku bingah. Pengumuman yang ditunggu-tunggu akhirnya keluar juga. Aku diterima menjadi mahasiswa pascasarjana di UGM. Walaupun bagi orang lain, ini hal yang biasa, tapi bagiku ini cukup mendebarkan. Soalnya pada semester ini ada tes masuk untuk calon mahasiswa S2 UGM, padahal sebelumnya tidak diadakan ujian. Kalo materi untuk Potensi Akademik, aku sih pasti bisa... (hehehe...sombong dikit ah). Tapi kalo disuruh tes TOEFL, aku ketar-ketir. Lah, namanya TUPel (Plesetan TOEFL) aja baru denger beberapa bulan sebelum mendaftar. Lagian waktu SMA nilai inggrisku acak adut.Yah, begitulah, namun akhirnya aku diterima... Alhamdullilah.

Penantianku berujung manis, padahal sempat aku berpikir untuk bekerja di sebuah perusahaan, karena ga pede akan hasil ujian masuk pascasarjana itu. Bahkan, ada beberapa tempat yang akan menerimaku. Sempat ingin kuterima tawaran yang menggiurkan itu, tapi akhirnya aku berpikir kembali. Orang-orang yang dekat denganku mengingatkanku kembali akan jalanku... Alasan aku untuk mendaftar ke UGM. Salah satu langkah mendekati impianku.

Hal lain yang membuatku sempat dag dig dug adalah cerita mengenai suasana di kampus. Ada yang merasa tertekan, tidak nyaman, bahkan keluar. Duh.. bikin pikiran jadi ga tenang. ber.r.r.r.r.r....




Sampai saat ini, aku merasa bersyukur kepada Tuhan, dan atas semua dukungan dari orang-orang yang dekat denganku. Karena merekalah aku jadi ga kehilangan arah,  ga mudah menyerah, dan terus nekat walau rumput tetangga sesaat tampak menggiurkan. Oh ya, satu hal lagi yang ingin kutegaskan. Banyak orang yang sukses menjalani tekanan yang sangat berat, namun mereka mampu bersinar terang di tengah himpitan. Aku pun pasti bisa. Kalo mereka bisa melakukan itu semua, kenapa aku tidak? Tak ada yan salah selama pantang meyerah.

Itulah ceritaku hari ini, 
Shalom,
Petrus

Senin, 14 Desember 2009

Pelangi Kasih

Seseorang pasti selalu menginginkan sesuatu dalam hidup. Namun, ada kalanya keinginan itu sangat sulit diwujudkan. Terkadang perjalanan untuk me"real'kan terasa sangat berat, dan tak jarang kita menganggap harapan itu mustahil dilakukan atau bahkan merasa Tuhan tak merestui niat kita.

Bener ga sih Tuhan seperti itu?
Baru saja, saya tak sengaja menemukan jawaban dari lirik lagu "rohani" yang kemudian menginspirasi saya...
***
Tuhanku tak akan memberi ular berbisa
pada yang minta roti
Tantangan yang aku alami tak melebihi kekuatanku
Tangan Tuhan sedang me"renda"
suatu karya yang agung mulia
pada saatnya 'kan tiba nanti...
kau akan lihat PELANGI KASIHNYA
***


Setiap hal yang kita cita-citakan tak selalu mudah dicapai, dan selalu perlu perjuangan. Ada kalanya jalannya mudah dilalui, ada kalanya sulit digapai. Tapi, sesuatu yang sulit itu bukan berarti tak mungkin kan? Percayalah, Tuhan akan selalu memberikan jalan yang terbaik bagi umat-Nya.

aKu OrAnG BESAR / kecil?


Brothers n Sisters,



Ada pernyataan bahwa perbedaan orang besar dengan orang kecil adalah ketika orang itu merencanakan masa depan. Orang besar selalu memulai langkah-langkah kecil demi mencapai impian besar. Namun, orang kecil selalu memandang hal-hal kecil dengan nafsu yang besar.



Pertanyaannya :


Apakah selama ini kita berada di jalur yang tepat? 


Apakah kita tipe orang besar yang mau memulai dari kecil dan setia meniti perjalanan berat untuk menggapai impian?


Ataukah kita tipe orang yang mudah puas dengan kenikmatan sesaat dan mengaburkan cita-cita yang sebenarnya dahulu kita impikan?